Tak ada salahnya
belajar dari orang lain. Apalagi bila ada seseorang yang belajar dari kita,
awamnya manusia yah pasti akan merasa bangga. Namun perlu diketahui menjadi
sosok panutan itu tidak mudah. Adalah sangat penting dalam menjaga segala
tingkah laku (baik itu perbuatan yang kita lakukan maupun hal-hal yang kita
percayai) dihadapan orang lain.
Dongeng:
Di sebuah hutan rimba
yang lebat terdapat sebuah kota hewan yang dihuni oleh berbagai macam
hewan-hewan. Kota kecil itu begitu tenteram, namun ada satu peraturan penting
yang bila dilanggar maka hukumannya sangat berat. Yaitu mereka tidak boleh
mencuri terhadap sesama penghuni kota.
Hingga suatu hari ada
seekor kancil muda yang tertangkap oleh anjing penjaga saat dia hendak
melancarkan aksi pencuriannya. Dia pun dibawa ke tengah hutan untuk menerima
hukuman dari Raja Hutan, namun ketika hendak diadili, dia meminta untuk
dipertemukan terlebih dahulu dengan ibunya. Permintaan ini disetujui. Ibu
kancil pun segera dipanggil, dan ketika sang ibu telah datang, anaknya berkata:
"Aku ingin membisikkan sesuatu padamu, Bu," ibu kancil berjalan
mendekatinya. Ketika telinga ibunya telah begitu dekat dengan mulutnya,
tiba-tiba kancil muda ini menggigit telinga ibunya.
Beberapa hewan lain
yang ikut menyaksikan kejadian ini menjadi terkejut, dan bertanya pada si
kancil muda kenapa dia bisa tega berbuat kejam itu kepada ibunya sendiri.
"Ini hukuman
untuknya," jawab si kancil ringan. "Saat aku masih kecil dulu, dan
mulai mencuri beberapa barang kecil, aku membawanya pulang dan menunjukkannya
pada ibuku. Tetapi dia sama sekali tidak mengomeli atau menghukumku, dia hanya
tertawa dan berkata bahwa takkan ada yang menyadari perbuatanku. Dan karena
dialah aku berdiri disini saat ini."
***
Bisa anda bayangkan
bagaimana seandainya anda yang sebagai orangtua melihat anak anda berakhir
seperti itu?
Seandainya anak kita
berbuat sebuah kesalahan, mungkin kira-kira kita akan berkata "Kenapa dia
bisa berbuat seperti itu?", "Darimana dia belajar melakukan hal buruk
seperti itu?".
Namun bagaimana bila
jawaban dari pertanyaan terakhir yang saya tanyakan itu adalah anda sendiri
sebagai orangtuanya. Punya bayangan apa yang akan anda katakan pada diri
sendiri?
Banyak yang bilang
anak itu seperti sebuah kanvas putih, yang untuk kita akan begitu mudah
meninggalkan jejak lukisan apa saja. Anak itu memiliki hati pikiran yang masih
bersih dan bagaikan sebuah sepon, yang untuknya akan begitu mudah menyerap apa
saja hal-hal pertama yang diketahuinya.
Seorang teladan yang
baik sangatlah penting. Dimana dia menunjukkan kita arah dan tujuan yang benar.
Menginspirasi kita untuk mencapai impian, dan ketika situasi tidak berjalan
sebagaimana mestinya, dia ada untuk berbagi pikiran bagaimana cara mengatasi
jalan buntu ini.
Dan selama kita berada
dalam posisi sebagai seseorang yang memiliki pengaruh terhadap orang lain,
entah itu kita sebagai orang tua terhadap anak, atau atasan terhadap bawahan,
kita haruslah berhati-hati. Ingatlah kita akan selalu saja di awasi.
Namun betapa ironis
terkadang pemimpin itu sendiri meremehkan pengaruh yang mereka miliki terhadap
pengikut dan bawahan mereka. Terkadang orangtua tidak menyadari bagaimana
perilaku mereka sendiri berpengaruh terhadap perkembangan anak masing-masing.
Quote:
Anak-anak itu seperti
halnya semen yang basah. Apapun yang terjatuh di atasnya akan meninggalkan
jejak. - Dr. Haim Ginott
No comments:
Post a Comment