Senandung untuk "Nabila" |
Tapi karena keadaan yang memaksa, sepertinya harus
kulakukan juga. Karena jika tidak kutuliskan disini, maka perasaan ini hanya
akan kusimpan sendiri. Dan rasanya sayang sekali, karena kalau ku ungkapkan,
surat ini bisa jadi surat cinta terindah yang pernah ada, aku yakin ini pasti
akan terjadi. Karena inilah surat cinta terindah yang nanti akan sampai.
Aku masih ingat hari pertama kita bertemu, begitu aku melihatmu, aku
langsung tahu, bahwa orang ini akan menjadi orang yang memberi dampak dalam
hidupku, menyemangatiku dan selalu menghiburku dikala senang maupun susah,
karena senyumnya itu begitu tulus dan membuat segala kegundahan yang ada itu
hilang.
Saat kita mulai berbicara, aku menemukan lebih banyak hal lagi yang menarik
diriku untuk jatuh lebih dalam lagi dalam dirimu.
Misalnya karena selera humormu, ketulusanmu, atau selera musikmu dan
aktifitasmu yang aneh, aneh bagiku atau bagaimana kamu bertingkah dengan
pemalunya dirimu yang hampir sama seperti aku. dan bagaimana kamu sangat
baik hati, terutama padaku, tanpa menginginkan suatu balasan apapun.
Saat kita berbicara tentang mimpi kita, tentang semua tempat yang kita
ingin kunjungi, dan semua hal yang ingin kita lakukan nanti. "Kalau
aku adalah lautan, aku harap kau tenggelam di dalamnya."
Dan dengan sepenuh hati aku percaya, kalau kita memang diciptakan untuk
bersama. Kaulah jawaban dari semua pertanyaan yang selama ini terus kucari.
Karena setiap kali aku melihatmu, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak
tertawa bahagia. Dan saat kita tidak bersama pun, kau masih tetap menghantuiku
dalam mimpi.
Saat aku sedang duduk disana, di sampingmu, dengan hati berdebar-debar, aku
sudah tahu, bahwa aku ingin sekali kau menginginkanku, seperti aku
menginginkanmu.
Semua tanda-tanda itu meyakinkanku, kalau kita pasti akan menjadi
sesuatu yang besar dan luar biasa.
Terkadang aku masih menyayangkan, kalau aku ingat akan betapa besar potensi
kita bersama. Kita mungkin bisa menakhlukan dunia bersama. Aku pikir kamu
merasakan sesuatu yang tak kalah hebatnya dengan apa yang aku rasakan.
Akhirnya aku mengerti bagaimana rasanya mencintai seseorang begitu dalam,
meskipun orang tersebut tidak melihat sebagai prioritas. Dan saking
besarnya cinta itu, aku bahkan tidak menuntut balas. Karena bagiku, merasakan
perasaan itu saja sudah cukup. Aku pikir cinta itu tidak akan ada habisnya
dan terus tumbuh.
Jadi dengan menulis surat ini, jeritan hati ini, aku telah menyelesaikan
tugasku. Cinta di dalam hati yang kusimpan ini, yang ingin mengucapkan dirinya
padamu, akhirnya telah ku ucapkan.
Aku mencintaimu...